" Kami Tantang Kalian Untuk Selalu Berkarya...!!"
______________________________________________

Rabu, 28 April 2010 GERBONG KEKUASAAN (Sebuah refleksi peta kekuasaan di negeri bersemboyan “gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerto raharjo”)

Iringan lagu “UUD by Slank” menandai dibukanya sebuah cerita, temaram lampu yang mulai menyala memperlihatkan setting menyerupai gerbong kereta api dengan tempat duduk berjajar berhadapan serta sebuah bendera dengan gambar kacang dengan tulisan “Bersama rakyat gapai kemakmuran”. (Latar: “Tung……tung……tung……kereta ekspress partai kacang segera diberangkatkan. Bagi para simpatisan pengurus, petinggi, serta kader partai dipersilahkan menempati tempat yang telah disediakan).” Serentak beberapa badut berdasi dan berpakaian rapi masuk dengan pola tingkah konyol dan barang bawaan beraneka ragam, mulai koper hingga bakul dan jerigen BBM. Tak lama berselang, seorang wanita berparas rapi bak pramugari masuk dan mengambil tempat di depan. Serentak semua badut bersuit kegirangan, tapi kemudian mereka tidak peduli lagi.
Wanita : “Saudara sekalian mohon perhatian!“

(Para badut tak menghiraukan).

Wanita : “Mohon perhatian.”

(Para badut tetap acuh).

Wanita : (Marah) “Perhatiaaaan !!! “

(Serentak para badut menoleh kepada wanita).

Wanita : (Tegas) “ Terima kasih! Saudara sekalian! Selamat datang! Selamat bergabung dengan partai kacang, partai yang akan mewujudkan mimpi anda meraih kedudukan tinggi dan materi yang berlimpah. Memenuhi perut anda dengan segala keinginan, tapi tentunya tetap memikirkan rakyat…kalau sempat…!. Partai kacang memang bukan partai kacangan! Hidup kacang! Hidup kacang! “

(Para badut berteriak kegirangan dan bertingkah konyol).

Wanita : “Tenang semua! Tenang! Tenang! Saya akan memeriksa bekal dan kekayaan anda untuk menuju kesuksesan, bukankah kesuksesan membutuhkan pengorbanan?”
(Segera badut-badut memperlihatkan bekal berupa koper-koper berisi uang dan materi lain. Wanita memeriksa satu persatu (seperti memeriksa karcis). Sampai pada satu badut yang di bangku pojok yang tak berdasi hanya sarung di tubuhnya).

Wanita : “Mana bekalmu?”
Badut bersarung : (Menyodorkan periuk nasi dan jerigen BBM). “ Ini !”
Wanita : “Hah !! Apa ini ?”
Badut bersarung : “Ini adalah suara rakyat tuan! Mereka menderita karena kelaparan dan terbebani oleh harga BBM yang tinggi!”
Wanita : “Ini yang akan kau jadikan bekal untuk sukses ?”
Badut I : (Menengok dari kursi depan). “ Hari gini mikirin rakyat !!”
Badut II : (Menyindir) “Ngenyangin perut sendiri aja susah, pake mikir rakyat segala.”
Badut bersarung : “Saya wakil daerah, banyak aspirasi yang saya bawa melalui partai ini.”
Wanita : (Bijaksana) “Saudara! Berpolitik itu tidak cukup modal dengkul saja! Menyampaikan aspirasi kok tanpa modal! (Menghadap badut-badut yang lain). Tapi saudara-saudara kita acungi jempol untuk saudara ini, dia tulus membela rakyat.”

(Badut-badut tertawa kegirangan (mengejek) ).

Wanita : (Mendekatkan wajahnya ke badut bersarung). “Keluar! Tak ada tempat buat orang kere di partai ini!”

(Wanita menendang badut bersarung keluar gerbong (ke arah penonton) dan badut-badut yang lain tertawa terbahak-bahak).

Wanita : “Gabung sana jadi penonton.”
Wanita : “Saudara-saudara maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi! Silahkan menikmati kembali kenyamanan yang disediakan! Partai ini mengutamakan kader-kader yang layak.”

(Wanita keluar menuju gerbong yang lain. Sementara beberapa orang penjual masuk. Mereka menawarkan jabatan bupati, gubernur, DPRD, DPR kepada para badut. Sehingga gerbong menjadi tempat transaksi antara badut-badut dan penjual jabatan).
Suasana gerbong menjadi ramai beberapa saat, hingga kembali tenang dan badut sibuk dengan kegiatannya masing-masing (berlatih menjadi penguasa). Setelah beberapa saat gerbong berjalan).

(Latar : “Kereta ekspress partai kacang masuk ke stasiun daerah istimewa, bagi para penumpang yang sudah membeli kursi dewan, bupati, dan gubernur di daerah ini silahkan turun dan menikmati jabatan yang sudah ada! Ingat! Jangan menjadi kacang lupa kulitnya ya!).”
(Tiga orang badut keluar meninggalkan gerbong. Tak lama kemudian, suara kereta kembali terdengar tanda kereta kembali berangkat. Tak berapa lama, tiba-tiba kereta mengerem mendadak seputar saja semua badut terguling dari pintu luar kereta (arah penonon) masuk badut wanita dengan membawa make up dan tas kecil di tangan).

Badut wanita : (Dari arah penonton) “Permisi! Permisi! Numpang lewat!”
Badut III : (Marah) “Ada apa ini ? Kok mendadak berhenti!”

(Badut wanita masuk gerbong)

Badut I : “Oh! Ternyata artis ibukota ya! “
Badut II : “Wah bagus nih! Ada suasana baru di sini.”
Badut III : “Dia itu juru kampanye ya ?”

(Wanita pramugari masuk)

Wanita : “Maaf atas ketidaknyamanannya saudara-saudara, perkenalkan ini caleg dari partai kita, anda tentu sudah kenal!”
Badut I : “Jadi dia bukan jurkam?”
Badut II : “Wah terancam posisi kita di sini.”
Badut III : “Kok bisa sih mendadak jadi caleg, gak pake pengkaderan seperti kita?”
Wanita : “Tenang! Tenang! Saudara-saudara ini dilakukan untuk mendongkrak popularitas partai kita, biar tambah cepat sukses.”
Badut II : “Tapi posisi kita gimana ?”
Badut wanita : “Justru sayalah jalan sukses anda, partai kita akan tambah banyak pendukung karena saya di sini, mari kita goyang istana.”

(Latar : lagu dangdut “Goyang Dombret”)

(Badut wanita dan badut-badut yang lain bergoyang, bak terjadi pesta di gerbang. Namun keriuhan pesta berakhir saat kereta tiba-tiba mengerem mendadak. Dari pintu depan gerbong masuk wanita dan eorang badut pendek).

Wanita : “Maaf sekali lagi! Kita kedatangan tamu lagi (menunjuk badut pendek). Perkenalkan ini putra dari petinggi partai kita.”
Badut I : “Wah, perhatian sekali petinggi partai ini, sampai-sampai mengirim keluarganya menengok kita.”
Badut II : “Dia jurkam juga ?”
Badut pendek : “Saya juga caleg seperti saudara-saudara.”
Badut III : “Apa-apaan ini! Tadi artis sekarang anak bau kencur jadi caleg.”
Badut I : “Posisi kita tetap aman kan?”
Wanita : “Posisi anda aman, tapi ada sedikit perubahan dan kebijakan partai.”
Badut II : “Perubahan apa ?”
Wanita : “Ini tentang urutan daftar caleg baru, ada pergantian posisi. No.1 akan diisi oleh tuan ini (menunjuk badut pendek) dan No.2 nyonya itu.” (menunjuk badut wanita)
Badut I : “Terus kita gimana ?”
Wanita : “No.urut saudara-saudara diturunkan 2 posisi.”
Badut II : “Kok bisa begitu, gak adil.”
Badut III : “Iya enak saja! Baru masuk partai sudah ada di posisi atas.”
Wanita : ”Kebijakan ini hanya untuk mendongkrak partai kita.”
Badut III : (Marah) “ Pokoknya tidak bisa, kita harus tetap di atas. Bukan begitu saudara-saudara ?” (menoleh ke badut I dan II )

(Ternyata badut I dan II diam saja)

Badut III : “Ada apa dengan kalian ?”
Badut I : “Kalau saya nurut saja, ini kan juga demi kesuksesan kita.”
Badut II : “Bodoh amat! Pokoknya saya tetap bisa ke istana.”
Badut III : “Dasar boneka partai. Kalau begitu saya turun di sini! Tapi ingat saya akan bikin gerbong tandingan.”
Badut pendek : “Bikin sana kalau bisa! Dasar badut bodoh!”

Badut III keluar dengan muka merah. Tak lama berselang kereta kembali berangkat dan pesta kembali dimulai. Di tengah-tengah pesta (Latar : “Kereta memasuki pemberhentian terakhir di gedung dewan. Bagi para penumpang, silahkan menempati kursi empuk di gedung dewan! Jangan lupa kontribusinya bagi partai).”
Semua penumpang turun, tinggal pramugari di dalam.

Wanita : “Semua sudah sukses! Tinggal mengisi gerbong dengan harta benda, hasil bumi dan uang rakyat dari anggota partai yang ada di dewan.”

(Lampu perlahan padam)
(Latar : “Tung…tung…tung…kereta dalam perbaikan, gerbong akan diganti dengan gerbong emas!” )
Dari arah penonton terdengar keras suara pedagang koran.

Pedagang koran : “Koran! Koran! Berita hangat! Berita hangat! Anggota DPR mengesahkan UU kenaikan BBM, anggota dewan dari partai kacang tersangkut korupsi. Ayo! Ayo! Berita hangat! Berita hangat!






Lampu kembali menyala di gerbong. Terlihat wanita pramugari sibuk membakar berkas-berkas.

Wanita : “Ini yang akan bikin partai hancur. Musnahkan saja.! Dengan ini partai aman kacang akan terus tumbuh jadi emas! Ha….ha…ha…
(Lantunan lagu UUD by Slank kembali menggema menutup sebuah kisah kebobrokan di negeri ini).



By. Jala'e SUA


Free Template Blogger Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Rabu, 07 April 2010 ......................".M.".....................

Jalan cerita dibuka dengan sorot lampu yang semakin terang di tengah panggung menyinari sesosok tubuh yang tak indah lagi bentuknya, sesosok wanita dengan perut buncitnya menggunakan jubah panjang yang menutupi hampir sebagian panggung. Sesosok wanita yang sedang meronta sekuat tenaga, keringat dingin keluar dari sekujur tubuh, nafas keluar tak beraturan beradu cepat dengan erangan kesakitan.
Lakon I
Wanita I meronta kesakitan melalui erangan dan nafas yang tak beraturan, tubuh menegang seakan ingin mengeluarkan beban berat yang lama tersimpan, sebuah adegan perjuangan besar untuk meneruskan rantai kehidupan (adegan persalinan). Ketegangan semakin memuncak menjelang janin keluar hingga berakhir dengan jeritan kesakitan yang sangat keras.
Wanita I : (Menjerit sekuat tenaga dengan menahan nafas) a….a….a…a….a….a…ah.....
Seketika itu keluar janin-janin dari liang kesucian sang wanita dengan tali pusar yang masih melekat di pusarnya.
Lakon II
Tiga sosok janin menggelinding keluar dari sela-sela kain jubah yang dikenakan wanita menuju ke depan panggung. Janin-janin mulai menggerakkan anggota tubuhnya perlahan merasakan kehadirannya pertama kali di dunia dengan tangis keras dari mulutnya. Sementara wanita I yang masih merasakan sakit setelah mengeluarkan janin-janinnya. Mulai mengumpulkan tenaga dengan mengatur nafasnya. Perlahan bangkit dari tempatnya dengan langkah tertatih menghampiri dan menarik tali pusar dari dirinya, perlahan berjalan menuju janin mengikuti arah tali pusar janin.
Wanita I : (Mengumpulkan tali pusar di tangan) Pertaruhan nyawa dan jiwa ini tiada percuma, melalui diri ini rantai kehidupan kembali tersambung. Kini, lengkaplah sudah kodratku sebagai seorang wanita, martabat diri tetap terjaga. (Menaruh tali pusar di dekat janin I, berganti mengambil tali pusar janin yang lain) tidakkah kalian melihat berapa banyak hawa yang mesti menanggung nista karena tiada mampu menyambung rantai kehidupan ini. (Menaruh tali pusar di dekat janin II, kembali mengambil tali pusar janin yang lain) Wanita memang tercipta sebagai penjaga keberlangsungan rantai kehidupan karena kodrat itulah martabat wanita ditentukan.
Wanita kembali menaruh tali pusar, kemudian berjalan keluar meninggalkan panggung sementara janin-janin tetap berusaha bergerak menyadari keberadaan anggota tubuhnya, tak lama bersilang wanita I kembali dengan nampan di atas tangan kanannya. Nampan yang berisikan sebuah pelita kecil, gunting, kapas, benang jahit dan jarum. Sementara tangan kirinya menenteng seember air.
Lakon III
Wanita mendekati janin I mengambil ember berisi air mencelupkan tangannyakemudian mengusap janin membersihkan dari darah yang masih menempel di tubuh janin.
Wanita I : (Mengusap kepala janin I ) Wahai buah hatiku jika kedua matamu telah terbuka nanti ingatlah bahwa dunia ini adalah perjuangan dan pertaruhan. Jadikan otakmu sebagai pemilah, karena jika langkah terhenti otak lelah, ayunan tangan tlah terhenti oleh peluh. Otak tak bergerak karena tumpukan asam. Otak akan terus bergerak menyibak cakrawala ungkap misteri dunia. Kau adalah pemimpin taklukkan dunia dengan logikamu.
Wanita I mengambil sebuah gunting dari nampan memotong tali pusar janin dan meletakkannya di atas nampan kemudian bergerak ke arah janin II, mengambil ember dan membersihkan tubuh mungil di depannya.
Wanita I : (Mengusap dada janin II) Anakku ! Kau adalah penengah, pada dirimulah keadilan berpijak. Ingatlah ! dunia adalah belantara yang penuh tumpukan kebohongan, tipu daya, kepalsuan, kenistaan, intrik dan kebobrokan. sibak gelapnya dunia dengan lentera hati.
Kembali wanita I memotong tali pusar janin II dan meletakkannya dalam nampan. Kembali langkah kaki diayunkan menuju ke janin III, ritual pembersihan kembali dilakukan.
Wanita I : (Mengusap paha janin III) Anakku ! Kau wanita dirimulah penerus rantai kehidupan. Ketahuilah ! Perjuangan berat menantimu, dunia adalah meraba bagi wanita, namun kaulah penentu dunia. Tegaknya dunia karena hawa hancurnyapun oleh hawa. Jaga 2 buah mulutmu niscaya kau akan berjalan tegak di muka bumi ini.
Wanita I menggunting tali pusar janin II dengan penuh rasa meletakkannya bersama tali pusar janin yang lain. Wanita berjalan menuju sudut depan panggung dengan nampan dan segala isinya, menuju gunduk tanah membongkarnya dengan tangannya kemudian menguburkan tali pusar beserta jarum dan benang yang telah dibawanya serta meletakkan pelita kecil di atas tanah yang telah diratakan.
Wanita I : Tumbuhlah anakku sinari dunia dengan perilakumu tiba saatnya kalian mewarnai dunia.
Wanita I berjalan perlahan meninggalkan panggung, sementara itu janin-janin mulai bergerak lebih bebas merasakan anggota tubuhnya.
Lakon IV
Janin-janin bergerak seolah terbangun dari tidur panjangnya. Dengan mata yang masih tertutup janin bergerak mengikuti suara-suara yang menggetarkan daun telinganya, janin-janin mengeksplorasi tubuh mengenali tulang-tulang mereka.
Lakon V
Janin mulai membuka mata mereka, menegakkan beberapa tulang tubuhnya hingga pada posisi merangkak, mereka merangkak kesana-kemari tak beraturan, sesekali bermain-main dan bergerak sejajar.
Wanita I masuk menyeret sebuah keranjang berisi beberapa buah kelapa yang terbelah dgn batok dan dagingnya yang masih menyatu
Lakon VI
Wanita I melepaskan daging kelapa dari batoknya dengan cara menggaruk-garukkan daging kelapa ke sebuah belati tajam, mengumpulkan daging di sebuah wadah.
Capek bermain janin-janin bergulingan di tanah dengan tangis keras.
Wanita I cepat-cepat menghampiri dan memasukkan beberapa potong daging kelapa ke mulut janin.
Janin-janin pun terlelap dalam tidur bersamaan dengan nyanyian merdu wanita I.
Lampu panggug Padam. Tak berapa lama lampu panggung kembali menyala menerangi seluruh bagian panggung yang kosong. Dari dalam panggung terdengar derap langkah kaki janin-janin yang telah tumbuh menjadi sosok manusia dewasa (laki-laki I, laki-laki II, wanita II), jejak langkah yang ingin menunjukkan eksistensi mereka di dunia.
Lakon VII
Laki-laki I, Laki-laki II dan Wanita II melakukan derap langkah kaki yang cepat dan beriringan yang memenuhi ruangan hingga berakhir dengan keletihan, kelelahan dan nafas yang tersengal. Tablo!.
Lakon VIII
Laki-laki I menggerakkan mulutnya dengan sura tak beraturan.
Laki-laki I : A…we…yu…we…yu…we…yu…
Laki-laki II dan wanita II mengikuti ocehan laki-laki I. meraka kemudian bergerak bersama sambil mulut tetap mengeluarkan ocehan hingga tak dapat lagi digerakkan dan berhenti dengan mulut menganga.

Lakon IX
Laki-laki I kembali bergerak, kali ini dengan menepuk-nepukkan tangannya ke seluruh anggota badannya hingga mengeluarkan suara-suara yang tek beraturan. Laki-laki II dan wanita II kembali menirukan laki-laki I hingga tercipta gerakan dan suara-suara yang selaras diantara mereka hingga kembali berhenti.
Lakon X
Dengan hati jengkel laki-laki I mengulangi perbuatannya mulai dari menderapkan langkah kaki, mengoceh hingga menepukkan tangannya dilakukan secara bergantian, kembali kegitan itu ditirukan oleh laki-laki II dan wanita II hingga terhenti oleh sebuah kebosanan. Kebosanan yang membuat laki-laki I hanya melakukan derap langkah kaki, laki-laki II mengocehkan mulutnya dan wanita II menepuk-nepuk anggota tubuhnya. Mereka saling melihat kemudian seketika memalingkan muka. Dengan tetap beraktifitas mereka meninggalkan panggung mengikuti masing-masing lampu yang menyorot kepada mereka masing-masing.
Lampu panggung hilang bersama hilangnya ketiga sosok manusia itu. Panggung kembali terbuka dengan sorot lampu pada satu tempat memanjang dari depan ke belakang.
Lakon XI
Laki-laki I muncul bergaya laksana pemimpin dengan langkah tegap mengikuti arah lampu
Laki-laki I : Inilah Jalanku !
Kemudian menghilang bersama bayangannya di ujung cahaya
Lakon XII
Laki-laki II muncul menggunakan jubah hitam panjang dengan kalung besar melingkar di lehernya serta menenteng wadah berisi arang yang menyala tergantung mengayun di tangannya berjalan mengikuti arah lampu.
Laki-laki II : Inilah Jalanku !
Menghilang di ujung cahaya
Lakon XIII
Wanita II datang dengan berpakaian seksi, dandanan menawan membawa tas dan bedak yang tak pernah lepas dari depan mukanya, berjalan mengikuti arah cahaya
Wanita II : Inilah upayaku agar bisa mengikuti jalan mereka!
Kembali menghilang di ujung cahaya
Lampu panggung kembali tak bernyawa beberapa saat hingga hidup kembali dan menerangi seluruh bagian panggung. Wanita I masuk ke panggung mengenakan baju putih bersih panjang hingga menutupi beberapa blok lantai panggung.
Lakon XIV
Wanita I berjalan gemulai dengan langkah yang mantap, seakan-akan kebanggaan dirinya tercermin dalam langkah dan perawakannya, hingga langkahnya terhenti oleh sakit yang dirasakan di perutnya yang semakin lama semakin menjadi. Bersamaan dengan sakitnya itu keluar darah dari pangkal pahanya yang semakin lama semakin deras dan banyak hingga memerahkan baju putihnya. Dengan menahan rasa sakit wanita I berusaha membendung aliran darah itu hingga tak terasa seluruh tubuhnya telah menjadi merah karenanya.
Di saaat kepanikan melanda wanita I, wanita II muncul dengan tubuh dan pakaian seksinya.
Lakon XV
Wanita II berusaha ingin menolong wanita I tapi ia tidak tahu bagaimana caranya karena ia sendiripun takut darah wanita I mengotori dirinya, wanita II membuka tasnya mencari-cari sesuatu yang bisa digunakan untuk menolong wanita I. Wanita II mengeluarkan sebuah pembalut wanita, berjalan mendekati wanita I dan akan mengusapkan pembalut ke tubuh wanita I.
Belum sampai wanita II melaksanakan niatnya, laki-laki I masuk seketika itu wanita II kebingungan.

Lakon XVI
Wanita II cepat-cepat menyembunyikan pembalut yang dibawanya dan bergerak menjauhi wanita I.
laki-laki I berjalan memutar mengamati wanita I.
wanita I berusaha minta tolong
Laki-laki I : (memelototkan mata ke arah wanita I) manusia pembawa bencana ! kekotoran, penyakit dan kesialan bersatu dalam darah yang kau keluarkan itu. Jangan kau kotori dunia ini dengan kehinaanmu itu. Pergilah dari tempat ini!
Wanita II : (melemparkan pembalut ke muka wanita I) cepat…! Bersihkan dirimu! Hilangkan segala nista yang kau bawa ! kau merendahkan martabat kaummu tak semestinya kau di tempat ini.
Wanita I : (berusaha membersihkan dirinya dengan pembalut) serendah itukah diri ini ? hanya karena datangnya nikmat sekaligus petaka ini (menunjukkan tangannya yang memerah penuh darah) yang tiada kuasaku menolaknya. Wahai pencipta semesta mengapa kehinaan ini kau berikan kepada hambamu ini.
Laki-laki II masuk dengan jubah kebesarannya dengan wadah berisi arang menganga yang tergantung di tangannya.
Laki-laki II : wahai pendosa ! beraninya kau berkata seperti itu ! tak layak kau mendekat kepada-Nya dengan kehinaanmu itu. Dia sang maha suci hanya akan menerima mereka yang suci. Pergi dari sini laknat !
Laki-laki I, laki-laki II dan wanita II bergerak mengelilingi wanita I dengan tatapan mata yang tajam, sementara wanita I ketakutan merasa tidak sepantasnya ia diperlakukan seperti itu
Laki-laki I : Kotor !
Laki-laki II Najis !
Wanita II : Hina !
Laki-laki I : Penyakit !
Laki-laki II : Pendosa !
Wanita II : Sampah !
Putaran dan ucapan itu terjadi dan berulang semakin cepat hingga ketiga sosok itu merapat ke wanita I. Laki-laki I dan Laki-laki II memegangi kedua lengan wanita I sementara wanita II memegang dan menarik rambut wanita I. mereka kemudian menyeret wanita I.
Wanita I : (Meronta sekuat tenaga) Mengapa …mengapa…mengapa kalian melakukan ini kepadaku ? tidakkah kalian ingat dari darah inilah kalian tercipta.
Ketiga sosok berhenti sejenak, memandang kea rah wanita I kemudian kembali menyeret wanita I membawanya ke arah panggung yang lain. Sebuah sel yang dipenuhi dengan gantungan pembalut wanita di dalamnya serta sebuah tong besar berisi air terletak di salah satu sudutnya.
Lakon XVII
Ketiga sosok menyeret dan memasukkan wanita I ke dalam sel sementara wanita I berontak tapi tak kuasa
Laki-laki I : disinilah tempatmu terasing dari kaummu
Laki-laki II : Tiada lagi yang kan mengotori pengabdian dengan najismu
Wanita II : martabat kaummu kan kembali dengan ketiadaanmu
Ketiga sosok meninggalkan wanita I dalam sel sebagai sosok yang terasing, sendiri dalam kesepian.
Lakon XVIII
Wanita I tak henti-hentinya meratapi nasibnya, menangis, berontak, mengambil pembalut yang tergantung untuk membersihkan dirinya, berusaha menghilangkan noda darah yang mengasingkannya.
Wanita I : (menggosok dengan keras kulitnya dengan pembalut) Inikah dunia ! begitu tinggikah derajad lelaki hingga sel spermanya yang tak lebih mahal dari telur ayam bisa menentukan harga diri wanita. (berjalan di sel mencelupkan kepalanya di air dalam tong) Dulu ! ketika darah ini bertemu dengan sel-sel lelaki yang menjadikannya makhluk yang lain, wanita dipuja sebagai penerus rantai kehidupan. (mengambil dan meremas pembalut) Kini ! saat darah ini tiada tersentuh oleh sel-sel mereka hinalah diri ini. Hanya karena sel lelaki wanita bisa dipuja bahkan terinjak dan terhina.
Lampu padam secara perlahan bersama isak tangis yang tertahan. Tak lama kemudian lampu kembali membuka mata menyinari sosok wanita I di sudut sel.
Wanita I : (menggigil di sudut sel) Beginilah aku sekarang, tersudut dan terasing. Ya… terasing dari mereka kaumku yang terus menerus menghina kodratku ini. Bahkan kini aku terasing dari penciptaku, karena menurut mereka mulut mereka yang terus menyebut sang pencipta, diri ini najis, kotor dan tak pantas memuja-Nya yang maha suci. Detik demi detik waktu ini terasa terlalu lama menuju kesucian.
Lampu kembali padam, namun beberapa saat kemaudian kembali menerangi tong di sudut panggung.
Lakon XIX
Wanita I keluar dari dalam air di tong membersihkan rambut dan seluruh bagian tubuhnya dengan riangnya seakan ia telah terbebas dari beban yang selama ini menderanya.
Wanita I : (keluar tong berjalan menuju pintu sel) Kesucian telah datang, kehidupan kan kembali dengan keceriaan.
Dengan langkah mantap wanita melangkah keluar sel, namun tak berapa langkahnya kembali terhenti tepat di depannya sebuah sepatu laki-laki terletak di atas box, tanpa disadari tangan, kaki dan kepalanya terikat oleh benang halus tak kasat mata yang terhubung dengan sel dimana ujungnya tergantung peralatan masak, cucian kotor, perlengkapan tidur serta barang-barang laki-laki.
Lakon XX
Wanita I melangkah dengan mantap hingga terhenti oleh benang-benang yang melingkar. Wanita I berusaha dengan keras melangkah, namun tiada kuasa, hingga ia terjatuh sujud di depan sepatu laki-laki di depannya.
Lampu panggung mengerucut ke posisi sujud wanita I dan sepatu laki-laki yang terdapat di depannya.
Wanita I : ternyata kesucian dari darah menstruasi tak melepaskan hawa dari penguasaan laki-laki. (mendongakkan kepala ke atas) Apakah ini kodrat yang tak kan kita ubah selamanya …a…a…a…a…a??????????
Lampu padam menandakan berakhirnya pula sebuah cerita kehidupan.









Jombang, 6 April 2010 
Jalak’e Sua



Free Template Blogger Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Kerajaan Hulala (Part.2)

Sang Prajurit dan 7 Kurcaci
ada sebuah peperangan antar kerajaan...
diantaranya adalah kerajaan hulala dengan kerjaan penyihir...

raja dari kerajaan hulala memberi perintah kepada prajurit2 kerajaan di seluruh dunia untuk membasmi kerajaan penyihir yang sudah membuat rakyat sengsara....

dan raja berkata "barang siapa yang berhasil mengalahkan kerajaan penyihir, akan q nikahkan dengan putriqw.."

banyak dari kerajaan lain yang tertarik dengan tawaran itu, karena putri kerjaan hulala adalah putri yang sangat cantik di seluruh dunia. bahkan ada beberapa prajurit di kerajaan hulala ikut memerangi kerajaan penyihir.

kerajaan penyihir mendengari apa yang dilakukan oleh kerajaan hulala untuk mengalahkannya. lalu kerajaan penyihir memanggil seekor kepiting yang dulunya adalah kepiting yang sangat kejam dan sombong. dy memanggil kepiting itu menjaga tempat perbatasan antara kerajaan hulala dengan kerjaan penyihir...

dan barang siapa yang lewat kesana, maka akan dibunuh oleh kepiting tersebut.
seperti yang diperkirakan oleh kerjaan penyihir, banyak sekali yang mati di tempat perbatasan itu yang disebabkan oleh kepiting.

sehingga seluruh prajurit kerajaan berkumpul disuatu tempat dan melakukan serangan gabungan untuk menerobos masuk ke kerajaan penyihir. setelah tiba diperbatasan, para prajurit gabungan tersebut siap siaga untuk memulai pertarungan dengan si kepiting. kepiting tiba2 muncul ke hadapan mereka. mereka berperang sangat sengit, satu demi satu dari mereka lumpuh hanya 1 prajurit yang masih kuat dan gagah berani. prajurit itu berpikir bahwa tempat ini terlalu besar untuk pertarungan dan akan mnguntungkan bagi si kepiting yang pandai berpindah-pindah dan menghindari serangan musuhnya.
kemudian si prajurit lari ke arah hutan, si kepiting pun mengejarnya.
di dalam hutan prjaurit mulai bertarung kembali melawan si kepiting, tapi si prajurit kalah dan terlempar. si prajurit terluka sangat berat, bgitu juga dengan kepiting. tapi kepiting diberi kekuatan oleh sang penyihir untuk bisa menyembuhkan lukanya dalam sekejap.
kepiting perlahan-lahan menghampiri sang prajurit, sang prajurit mencoba untuk bergerak. tiba2 ada beberapa orang kerdil datang menyelamatkan sang prajurit. orang2 kerdil itu ternyata adalah 7 kurcaci. kepiting di lempar sesuatu oleh 5 kurcaci tersebut, dan 2 kurcaci itu membawa sang prajurit pergi ke suatu tempat yang tak diketahui oleh siapapun bahkan kerajaan penyihir.
kepiting kewalan menghadapi kurcaci tersebut dan pergi meninggalkan hutan. kepting pergi ke kerajaan penyihir dan menceritakan semuanya, lalu si kepiting diberi kekuatan lagi yaitu ketahanan tubuh yang sangat kuat dari yang biasanya tapi mempunyai suatu kelemahan yaitu di rambutnya. jika rambutnya terpotong maka habslah sudah riwayat si kepiting.

sedangkan disisi lain, sang prajurit dirawat oleh 7 kurcaci. setelah sang prajurit sembuh, prajurit segera pergi ke kerajaan penyihir. kurcaci2 i2 menghalangi sang prajurit dan berkata "jangan kesana hula, lebih baik prajurit latihan disini hula, untuk melawan si kepiting dan kerajaan penyihir hula."
lalu sang peri muncul dan berkata " benar, apa yang dikatakan oleh pra kurcaci i2. berdiam diri dan berlatihlah disini, kurcaci2 i2 akan menuntunmu untuk bisa melawan kerajaan penyihir. karena kerjaan penyihir hanya bisa dimusnahkan dengan kegigihan dalam diri seseorang yang benar2 ingin menyelamatkan seluruh manusia ataw penduduk di dunia ini dari kebusukan kerajaan penyihir."

akhirnya sang prajurit ikut dengan kurcaci dan para kurcaci membawa sang prajurit ke suatu tempat. di tempat itulah sang prajurit berlatih dengan bimbingan kurcaci2 tersebut. selama prajurit i2 berlatih, kerjaan penyihir mulai menyerang kerjaan2 lain. banyak kerajaan yang runtuh akibat kekalahannya melawan kerjaan penyihir. tapi yang masih bisa berdiri kokoh hanya kerjaan hulala.
raja dari kerajaan hulala merasa khawatir dengan keadaan seprti ini dimana seluruh kerjaan musnah akibat serangan kerajaan penyihir, dan khawatir kerajaan hulala akan musnah dan dikuasai oleh kerjaan penyihir.
1 tahun kemudian, peperangan antar kerajaan hulala melawan kerajaan penyihir akan dimulai 1 minggu yang akan datang. pada hari H, sebagian pasukan dan raja kerajaan hulala bersiap untuk berperang di daerah perbatasan, sebagian pasukan menjaga kerajaan hulala. setiba diperbatasan, ternyata raja dari kerajaan penyihir tidak ikut serta memimpin pasukan, tapi si kepitinglah yang memimpin pasukan kerajaan penyihir.
peperanganpun dimulai, hampir setengah dari pasukan kerajaan hulala lumpuh dan tidak bisa berperang kembali. kondisi pasukan kerjaan hulala dalam keadaan terjepit. tiba2 sang prajurit dan 7 kurcaci datang membantu kerjaan hulala untuk melawan pasukan kerajaan penyihir dan kepiting tersebut. dengan kedatang sang prajurit dan 7 kurcaci tersebut semua pasukan kerajaan penyihir dalam peperangan tersebut kalah yang tersisa hanya si kepiting sang pemimpin pasukan kerajaan penyihir.
kemudian kurcaci2 i2 berkata "biar kami hula yang menghadapi si kepiting i2 hula, prajurit dan pasukan kerajaan yang masih bisa berperang lebih baik maju dan menyerbu kerajaan hulala. untuk raja kerajaan hulala lebih baik kembali ke Istana dan ikut menjaga Istana bersama pasukan yang ada didalam Istana."

akhirnya sang prajurit dan pasukan kerajaan hulala yang tersisa pergi ke kerajaan penyihir, sedangkan raja kembali ke Istana dan kurcaci2 i2 menghalangi kepiting untuk mengejar prajurit dan pasukan2 kerajaan. si kepiting mulai marah dan menghadapi kurcaci2 tersebut. tapi pada akhirnya kurcaci2lah yang menang melawan kepiting tersebut.

sang prajurit dan pasukan kerajaan hulala tba di daerah kerjaan penyihir, tapi sang prajurit dan pasukan kerajaan kebingungan mencari kerajaan penyihir. di daerah itu hanya berupa lapangan pasir saja dan tidak terdapat apa2. lalu terdengarlah tawa sang raja penyihir ("HA...ha...ha....ha.."). tiba2 sang raja kerajaan penyihir muncul dari pasir dan berkata "kaliand benar2 bodoh datang ke tempat kekuasaanqw dan akan q sambut kedatangan kaliand di kerjaan penyihir yang tdak ada ujungnya... ha..ha...ha...ha....". sang raja penyihir mengubah semua pasukan kerajaan hulala menjadi batu. sang prajurit kaget melihat hal tersebut. tapi demi rakyat yang ada diseluruh dunia sang prajurit dengan gagah berani melawan sang raja penyihir. di sisi lain, sang raja kerajaan hulala merasa tidak senang dengan kembalinya ke Istana. dan sang raja kerajaan memutuskan untuk membawa stengah dari pasukan kerajaan untuk pergi ke kerajaan penyihir untuk melihat kondisi sang prajurit dan pasukannya tersebut.
setelah tiba di daerah kekuasaan kerajaan penyihir, pasukan kerajaan hulala bingung melihat daerah itu. dan pasukan bertanya kepada raja "raja, dimanakah kerajaan penyihir itu yang sebenarnya..?"
kemudian raja menjawab "inilah kerajaan penyihir, kerajaan penyihir tidak berbentuk seperti istana tapi berbentuk seperti lapangan pasir yang tidak ada ujungnya". kemudian raja melihat ada kemilau sinar dari arah timur dan raja menyuruh untuk segera pergi ke tampat itu. setelah tiba di tempat itu raja kerajaan dan pasukannya kaget melihat patung bebatuan pasukan kerjaan hulala yang ikut dengan sang prajurit. raja mencari sang prajurit, ternyata sang prajurit sengan bertarung dengan sang raja penyihir.
sang raja penyihir melihat kedatangan mereka dan menyhir mereka menjadi batu, tapi sang prajurit mengetahui hal tersebut. karena sang raja penyihir melakukan sihirnya kepada sang raja kerjaan hulala dan pasuka2nya, sang prajurit lari menghampiri sang raja penyihir. kesempatan itu tidak dihilangkan begitu saja, sang prajurit langsung menusukkan pedangnya kepada sang raja penyihir...
dan sang prajurit berkata "jangan pernah memalingkan muka dari musuhmu". akhirnya musnahlah kerajaan penyihir tersebut dan raja beserta pasukan2nya yang menjadi batu berubah kembali seperti semula. dan lapangan pasir tersebut muncul bunga2 yang cantik. sang prajurit dan raja kerajaan hulala beserta pasukan kerajaan hulala kembali ke Istana hulala untuk memeriahkan keberhasilan ini. sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan maka dinikahkanlah sang prajurit dengan putrinya dan diangkat pula sang prajurit menjadi raja kerajaan hulala.
 
03 April 2010 jam
Lukman SUA '09


Free Template Blogger Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Minggu, 04 April 2010 Embun Pagi

Senandung pagi menari-nari
dengan embunnya mendinginkan tiap pori
melelapkan mimpi-mimpi tak bertepi

Senandung pagi bernyanyi
dengan sinarnya menghangatkan raga
menghidupkan kembali jiwa-jiwa penuh dosa

Matahari meninggi
siang pun datang
dan semua menghilang.


Free Template Blogger Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Sabtu, 03 April 2010 Ruang Fikirku Diambang batas...!!!


aku terbagi oleh nadi2 kehidupan
yang berjalan di atas gunung kertas
yang sewaktu-waktu ia bisa menjadi api
dan sulit tuk memadamkannya

aku menantikan jiwa2 yang tenang
dan bersanding di pundakku
ingin ku belai dengan tulusku
hingga ku kembali pada kodratku

aku terbujur kaku
dan tak lagi mampu membaca makna
hanya kosong dan semu
ku tlah terbujur kaku

ruang fikirku membeku
di ambang batas waktu
lama aku tertidur
dan pulas

aku ingin terbangun
aku ingin mendaki
aku tak ingin stagnan
aku ingin hadirnya jiwa yang suci

4/3/2010
SUA Buto

Free Template Blogger Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Aku Malu...

aku senang melihatmu tersenyum
dan aku bahagia jika kau ceria
ku tak ingin kau tahu
akan segala kegundahanku

meski lelah ku menyapa waktu
aku sangat senang
melihatmu air matamu tak menetes lagi
aku bahagia

tak perlu kau tahu
di balik tawa dan senyum ini
ada kesedihan
yang takkan ku ungkapkan

karna bukan tangisan
yang kan kubagikan padamu
aku adalah lelaki
yang harus bisa bahagiakanmu




Surabaya, 03/04/2010
SUA Buto

Free Template Blogger Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Digg it StumbleUpon del.icio.us