" Kami Tantang Kalian Untuk Selalu Berkarya...!!"
______________________________________________

Kamis, 19 Mei 2011 Darah kami masih merah


Scenario film pendek
                        By. A’ang Yuli Setiawan
Kepulauan Anambas 040

Sore
Pemandangan gunung kapur yang berdiri menjulang tinggi dengan angkuhnya berlatar mentari yang mulai menuju ke peraduannya semnetara dibagian lain tampak lubang-lubang bekas penambangan kapur yang seakan menggerogoti kekuatan gunung itu.

Title
DARAH KAMI MASIH MERAH
Synopsis
Kerja keras, semangat yang tinggi, serta harapan. Menjadi modal utama penentu perubahan. Usaha meraih mimpi terindah merupakan titik pencapaian kehidupan. Sebuah jawaban atas pertanyaan hidup ini itulah nilai tertinggi, nilai yang tak mampu dijawab saat ini. Selama Darah Kami Masih Merah, hidup harus selalu memberi arti.

SCENE 1.
EKS. Malam Hari
Adegan         : Mandor  dan beberapa pekerja tambang melakukan ritual tasyakuran untuk memulai membuka penambangan baru.
Pemain           : Mandor
Pemuka Desa
Pak Rais
Pak Hari
                           3 Orang Pekerja Tambang
Property        : Nasi Tumpeng, Kembang Tujuh Rupa, Obor
Mandor, pemuka desa dan para pekerja tambang duduk dibelakang tumpeng dan kembang tujuh rupa menghadap ke arah gunung kapur
Pemuka desa : (menaburkan bunga tujuh rupa sambil mulutnya berkomat-kamit membaca beberapa mantera dan do’a untuk keselamatan para penambang)
Cut to -


SCEN 2.
INT.  Malam. Ruang Tengah Didalam Rumah Gilang.
Adegan         : Pak Roji  bersama Gilang dan Bu Mina makan bersama sembari berbincang tentang ritual syukuran yang kali ini tidak diikuti pak Roji
Pemain           : Gilang
Pak Roji
                           Bu Mina
Property        : ruang tengah, meja makan dengan hidangan sederhana,
P. Roji             : (menggigit tempe yang masih tersisa separoh di tangnnya) 23 tahun sudah, bapak bekerja di perusahaan tambang batu kapur, seakan tiada habisnya itu gunung bertahun-tahun menjadi sumber kehidupan warga
Gilang           : oh iya pak! Pak mandor membuka tambang baru ya?
P. Roji             : ya… , semakin kaya saja orang itu! (mengeluh) kalau kita-kita ini sih dari dulu pekerja ya tetap jadi pekerja…
B. Mina          : (mencoba mengalihkan pembicaraan) sudah lah pak!
                        Nambah lagi nasinya lang (sambil mengambilakn nasi di piring gilang).
Gilang           : makasih buk…
B. Mina          : pak.., (sembari menuang nasi di piring bapak)
P. Roji             : tapi alhamdulillah meskipun Cuma kuli bapakmu ini masih sanggup nguliahkan kamu!
Gilang           : lho katanya hari ini tasyakuran pembukaan tambang! Kok bapak tidak ikut?
P. Roji             : Males le! Bapak itu gak percaya sama takhayul-takhayul kayak gitu!
Gilang        `  : tapi pak! apa bapak gak takut terkena musibah…kan itu kepercayaan di desa kita ini
P. Roji             : Urip mati opo jare Gusti Allah le! (dengan nada kera) gak melu selametan gak bakalan nyilakakno bapak!!!
Tiba-tiba lampu di rumah Gilang mati
Cut to-

SCENE 3.
EKS. Malam Hari
Adegan         : Pemuka desa terkejut dengan apa yang terjadi saat ritual berlangsung
Pemain           : Mandor
Pemuka Desa
Pak Rais
Pak Hari
                           3 Orang Pekerja Tambang
Bersamaan matinya lampu di desa, para peserta ritual kaget dengan melintasnya angin yang sangat kencang yang mematikan obor dan menerbangkan bunga2 yang ditebar… seketika itu para peserta ritual seolah dihantui kecemasan dan tanda Tanya…
SCENE 4.
INT.  Malam. Ruang Tengah Didalam Rumah Gilang.
Adegan         : P. Roji terkejut dengan lampu rumahnya yang tiba-tiba mati tak lama kemudian lampu kembali menyala
Pemain           : Gilang
Pak Roji
                           Bu Mina
Property        : ruang tengah, meja makan dengan hidangan sederhana,
P. Roji             : (bingung) ada pa ya tiba-tiba kok mati lampu!
Gilag              : (mengangkat bahunya)
Bu Mina         : (mencoba menenangkan keadaan) wes… wes… biasa mati lampu wae kok! ayo lang Bantu ibu membawa ini semua ke dapur
Gilang dan Bu Mina masuk ke dapur sementara P. Roji masih terdiam bingung dengan peristiwa yang barusan terjadi. Tiba-tiba terdenga suara Bu Mina dari dapur (VO: pak kalo sudah selsesai cepat tidur besok kan harus bekerja!)
P. Roji             : (menghisap rokok) yo bu! Ngentekno rokok sek!
Seiring dengan melayangnya asap rokok malam itu pun berlalu dengan menyisakan beribu Tanya…  

SCENE 5.
INT.  Pagi. Ruang Tengah Didalam Rumah Gilang.
Adegan         : pagi hari yang semangat, gilang persiapan berangkat kuliah, dan pak Roji bersiap berangkat kerja.
Pemain           : Gilang                   
Pak Roji
                           Bu Mina
Property        : ruang tengah, meja makan dengan minuman teh hangat, peralatan kerja P.Roji, Buku dan tas Gilang.
P. Roji             : (keluar dari ruangan belakang dengan membawa peralatan kerjanya, siap untuk berangkat krja)
Gilang           : (kaluar dari kamarnya lengkap dengan buku dan tas yang telah rapi untuk berangkat kuliah dengan sedikit terburu-buru,)
B. Mina          : (keluar dari dapur dengan membawa 2 gelas teh hangat kemudian diletakkan di meja makan) pak… Gilang…. ini tehnya di minum dulu…
Gilang           : ya  buk….. ( sambil membawa tas dan buku bergegasa mengambil teh dan  meminumanya kemudian pergi kearah ibu untuk berpamitan)bbuk.. berangkat dulu ya…( sambil bersalaman dan sedikit terburu2)
B. Mina          : ya… hati2 lang…… (mengkawatirkan gilang)
Gilang           : (menghampiri P.Roji yang sedang duduk menikmati tehnya)
                        : pak brangkat…. (sambil salaman)
P. Roji             : Yo ati2………… (sambil tetap menikmati tehnya)
B. Mina          : (menghampiri P. Roji, memperhatikan gilang yang keluar dari rumahdengan perasaan bangga melihat semangat anaknya tersebut.)
Gilang           :( keluar rumah)
                        Assalammualaikum…………..
B. Mina          : waalaikum salam….
P. Roji             : waalaikum salam…. (beberapa saat kemudian setelah menghabiskan tehnya iapun berpamitan pada b. Mina untuk berangkat kerja)
                        Aku juga berangkat kerja bu… (sambil mengangkat peralatan kerjanya yang berat itu)
B.Mina           :ya… hati-hati pak….. Loh. Iki segone… ( sembari mengambil bungkusan tas kresek yang ada di meja dan memberikan pada p.Roji)
P.Roji              :Hem… ( menjawab B.Mina dengan nada yang kurang jelas, kemudiankeluar dari rumah dengan membawah peralantan kerjanya)

SCENE 6.
EXT.  Pagi. Di pinggir jalan raya.
Adegan         : pagi hari yang semangat, gilang menunggu dan mengejar bis yang sedang berhenti sejenak menurunkan penumpak dan gilang lari untuk naik.
Pemain           : Gilang
                          kenet                        
Property        : Tas

Gilang           : (gelisah menanti bis, tiba2 datang bis yang berhenti agak jauh melewati dia, kemudian ia lari mengejar bis tersebut dan naik)

SCENE 7.
EXT.  Pagi. Di pinggir jalan raya.
Adegan         : p.Roji berjalan sendiri dengan membawa peralatan kerja yang cukup berat dengan ketabahan dan ketenangannya,
Pemain           : P.Roji
Property        : peralatan kerja p.Roji


SCENE 8.
INT.  Pagi. Di dalam Bus.
Adegan         : di dalam bus galang membaca buku diiringi suara pengamen
Pemain           : Gilang
                          Penumpang Bus dan Pengamen       
Property        : Tas, Gitar, Jimbe

SCENE 9.
EXT.  Pagi. Di pinggir jalan raya.
Adegan         : P. Roji berjalan berangkat kerja bertemu 2 rekan kerjanya
Pemain           : P. ROJI
                            P. Hari
                           P. Rais                      
Property        : peralatan tambang

P. Hari            : (berjalan di simpang jalan dengan P.Rais menyapa P.Roji)
                        Pak Roji….
P. Roji             : we… (dengan ramah menyambur kedatangan rekan2nya tersebut, kemudian mereka ber3 jalan bersamaan untuk menuju lokasi tambang)
For Gound
P. Heri             : (berbicara pada P.Roji menyindir P rais /bercanda)
                        He., Pak. Nyambut gawene roso, tapi gak mbojo-mbojo, digawe opo duweke iku pak..?
P.Roji              : siapa tahu har.., buat Haji….. Yo is…………(mempertegas kea rah rais)
P.Rais             :( menanggapi guyonan tersebut dengan senyuaman)
Mereka sambil bercanda dan tertawa- sambil berjalan

SCENE 10.
INT.  Pagi. Di dalam Bus.
Adegan         : di dalam bus gialang memberentikan bus pada lokasi tujuan
Pemain           : Gilang
                          Penumpang Bus    
Property        : Tas

Gilang           : IAIN depan kiri pak..!
                         (teriak, sambil melangkah dan turun)

SCENE 11.
EXT.  Pagi. Di Jalan kampus
Adegan         : Gilang berlari tergesah2 berlarian menuju kelas
Pemain           : Gilang
Property        : Tas




SCENE 12.
INT.  Pagi. Di dalam ruang fakultas.
Adegan         : masuk ke gedung fakultas dengan tergesah2 naik tangga, lari keruangan, dan membuka pintu kelas
Pemain           : Gilang
Property        : peralatan belajar mengajar di ruang kelas

SCENE 13.
INT.  Pagi. Di dalam kelas kuliah.
Adegan         : di dalam kelas kuliah dosen sedang ceramah dan mahsiswa mendengarkan masuk gilang yang baru datang
Pemain           : Gilang
                          Dosen 1
                          Mahsiswa se kelas
Property        : peralatan belajar mengajar di ruang kelas

Dosen 1         : pada dasarnya, menurut Filsafat Manusia, manusia adalah mahluk subyektif individu…
                          Ada yang bisa menjelaskan……? (bertanya pada mahasiswa di kelas)
Mahasisswa                       : (ekspresi tidak bisa)
Gilang           : (mengetuk pintu dari luar dan masuk)
                        Assalamualaikum…
Dosen + Mhs           : walaikum salam…
Gilang           :maaf bu, terlambat…..
Dosen            : ya, silakan.. (respon yang dingin kemudian melanjutkan perkuliahan)
                        : bagaimana.. ada yang bisa menjelaskan……………………..
V Of. Music
Dosen            : (ceramah )
Suasana kelas saat perkuliahan berlangsung

SCENE 14.
EXT.  siang bolong yang panas. Di tempat Tambang Batu Kapur yang keras.

V Of. Music
Adegan         : suasana kerja tambang batu kapur yang keras yang melehkan nampak
Pemain           : Para pekerja tambang
Property         : tebing2 batu kapur, peralatan tambang


SCENE 15.
INT.  Ruang Kuliah

V Of. Music
Adegan         : Gilang yang sedang serius belajar
Pemain           : Gilang
Property         : alat tulis, buku kuliah

SCENE 16.
EXT.  siang bolong yang panas. Di tempat Tambang Batu Kapur yang keras.

V Of. Music
Adegan         : suasana kerja tambang batu kapur yang keras yang melehkan nampak P.Roji yang lelah kepanasan dan tetap bekerja
Pemain           : P.ROJI
                           Mandor
                          P. Hari
                          P. Rais
                          3 Orang pekerja tambang
Property         : tebing2 batu kapur, peralatan tambang, nasi bungkus
P. Roji              : (Wajah lelah dan berkeringat terus bekerja menggergaji batu kapur)
Zoom Out – Aktifitas Seluruh Pekerja di Tambang
Setelah sekian lama para pekerja tambang beraktifitas Terdengar bunyi sirine tanda istirahat  
Mandor         ; Laot2…… (mengisaratkan pekerjanya untuk istirahat)
Para pekerja                      : (berbondong2 meninggalkan pekerjaannya untuk istirahat dan makan siang)
P. Roji             : ( melangkah lelah menuju batu besar dimana ia meletakkan bungkusan makannya dan duduk memakan bekalnya di balik batu besar untuk berlindung dari panas)
P.Hari             : (datang menghampiri p.Roji yang sedang makan dengan membawa bekalnya juga dan duduk di samping P.Roji)
                        Wah…pas ini..,
                        Ikan asin sambel bajak….. ( mengomentari bekal P.Roji)
P.Roji              :eh., Har..Monggo2.. (mempersilakan P.Heri duduk dan menawarkan bekalnya)
P.Hari             : sudah pak---
                         Maksud saya itu sama ini pak…(sambil menunjukan bahwah bekalnya jg isinya sama)
                         Sama ikan asin sama sambel ha..ha..
(Mereka tertawa sama-sama…………………..)

P.Roji              : memsng ini yang paling pas Har…
P.Hari             : ya pak inilah pengusir capek kita…
(Mereka berdua kembali tertwa seakan tak ada beban dalam hidupnya….)

SCEN 17.
EXT.  siang. Di kantin.
Adegan         : gilang lagi ngopi sambil SMS an dan datang Diki
Pemain           : Gilang
                          Diki
                          penjual
Property        : kantin. Meja kursi. Segelas kop, es tehi

Gilang           : ( sedang santai menikmati kopi sambil SMS an)
Diki                  : ( datang lansung nyeelonong mengambil kopi Gilang lansung meminumnya)
Gilang           : (gilang memperhatikan saja)
Diki                  : ancrit…!  Pait..!  ( kaget kopinya pahit)
Gilang           : (sambil menertawai) Sapa yang suruh minum….
Diki                  : sialan.., (sambil duduk disebelah Gilang) Es teh satu cak…!  ( sambil teriak kearah penjual)
Gilang           : (dengan santai menikmati kopi pahit yang nikmat)
Diki                  : Gimana Boss..!  (sambil menepuk pundak gilang) Kapan skripsi?
Gilang           : ini dalam proses.. Kamu gimana..?
Diki                  : (dengan santai dan slengean)Ya…………..Kalo aku sih masih jauh…
                        La wong, perbaikanku ae masi buanyak..Santé boss… jatah smester masih banyak……………..( membela diri, sembari menyalahkan rokok)
Gilang           : ( hanya menanggapi dengan senyuman)
Penjual          : (datang dengan membawa segelas es teh ) Permisi mas .. ( sambil menaruh es dimeja)
Diki                  : makasih mas.. ( lansung diminum) Emangnya mata kuliahmu sudah smua… ( sambil minum)
Gilang           : Alhamdullillah smester hanya tinggal satu ini
Diki                  : emang he… ( memuji/ kagum) Mantab mahasiswa satu ni….( meledek)
Gilang           : ( tersenyum) Ya… mudah2han bisa cepet slesai dik……..Biar bisa cepet kerja..
                        Kasihan bapak..Dah tua masih kerja kyak gitu…
Diki                  : ( Cuma manggut2 sambil hisap rokok dan tetep aja cuek)
Gilang           : aku pengen gantiin bapak cari uang buat keluarga, Biar bapak istirahat, nikmati hari tuanya..
Diki                  : (mangut2 serius sambil menatap Gilang) Ok ! Ok !
Gilang           : (gilang sadar dengan sikap diki yang seperti itu, kemudian gilang memukul pundak si Diki sambil bercanda) Sialan….!
Diki                  : (tertawa terbahak-bahak dan suasana ceriapun pecah mereka berdua saling menertawakan)


SCENE 18.
EXT.  siang. Di halaman depan rumah Gilang
Adegan         : Bu Mina yang sedang menjemur pakaian
Pemain           : B.Mina
                           Gita
Property        : tali jemuran, bak cuci, pakaian basah

B. Mina          : (datang dari dalam membawa bak berisi baju basah yang hendak di jemur, kemudian ia menjemur pakaian satu persatu)
Gita               : ( sepulang sekolah lewat depan rumah melihat B. Mina yang sedang menjemur pakaian lalu menyapanya) Buk….. ( dengan santun dan ramah..)
B. Mina          : oh..ya…,  Pulang sekolah git..?
Gita               : ya, bu… pareng……………
B. Mina          : ya… Mari2………..

SCENE 19.
EXT.  sore. Di pinggir jalan depan kampus.
Adegan         : (gilang sedang menunggu Bis di pinggir jalan kemudian datang Rani yang maksud hati ingin pulang bareng sama gilang)
Pemain           : Gilang
                          Rani
Property        : tas, motor mio

Gilang           : (gilang yang menanti bis yang lewat)
Rani                : (datang dengan mengendarahi motor Mio) Lang, lagi nungu bis..?
Gilang           : (merespon dengan senyuman ramah)
Rani                : Bareng yuk…..(menawari tumpangan)
Gilang           :Makasih ran, biar aku naik bis aja… (menolak halus)
Rani                : Oh…………Ya sudah, aku jalan dulu ya… (kecewa)
Gilang           :(manggut sambil tersenyum)
Kemudian rani pergi dengan motornya. Tak lama kemudian datang bis melintas dan gilang lansung menaikinya.

SCENE 20.
EXT.  malam di jalan kampong di depan rumah Gilang.
Adegan         : gita dan Desi berjalan pulang mengajisementra Gilang di depan rumahnya
Pemain           : Gita
                          Des
                          Gilang
Property        : perlengkapan mengaji, batu kapur dan alat ukir

Desi                : (pas didepan rumahnya berpamitan kepada gita)
                         Git akumasuk dulu ya….
Gita               : (tersenyum ramah mempersilahkan)
Desi                : Hati2 ya git………
Gita               : ya, Maksih ya……… Assalammualaikum…………….
Desi                : Wa’alaikumsalam…. (Lanung memasuki rumahnya)
Gita jaln kaki sampai di depan rumah Gilang ia melihat gilang yang sedang memaht batu kapur       di tangannya
Gita               : Cak……
Gilang           : (kaget, kemudian tersenyum ramah) Pulang ngaji git…………..
Gita               : ya Cak….. mari………
Gilang           : Ya.. hati2 ya…..
Gita               : ( melanjutkan perjalanan dan sesekali ia mencuri2 pandang ke arah gilang namun gilang cuaek aja dan kembali memahat)
Suasana malampun makin larut

SCENE 21.
EXT.  siang bolong. Ditambang batu kapur
Adegan         : P.Roji yang sedang bekerja di tambang yang panas, dan keras
Pemain           :                                   P.Roj
                          P. Hari
                          P. Rois
                          Mandor
                          3 Pekerja tambang        
Property        : alat2 tambang kapur, sepeda motor

Di saat para pekerja tambang sedang melakukan pekerjaannya Mandor datang dengan mengendarai motor besarnya
Mandor       : (berteriak) semua berhenti dulu … kumpul sini semua …
Para pekerja meninggalkan aktifitasnya segera berkumpul di depan Mandor dengan seribu Tanya
Mandor         : ada yang perlu saya sampaikan kepada kalian semua! Saya harap mulai sekarang kalian semua meningkatkan kerja kalian…permintaan konsumen semakin banyak jadi …
P. Roji             : (memotong pembicaraan Mandor) gila… kamu gak lihat kerja kami apa !selama ini kami sudah bekerja maksimal…ditingkatkan bagaimana lagi!!
Mador           : Maksud saya …
P. Roji             : (Marah) kamu anggap kami ini sapi perahan…
Para Pekerja   : Setuju !
P. Har             : Jangan mentang-mentang kamu disini!
Mandor         : (kesal) sudah itu keputusan saya! Jika ada yang tidak setuju silahkan keluar masih banyak orang yang mau bekerja di sini… sudah kembali kerja sana!

Mandor kemudian pergi ke kantornya meninggalkan pekerja, sementara pekerja tetap bergerombol membicarakan keputusan Mandor ini.
P. Har             : (Melihat ke arah P. Roji) Bagaimana ini Pak!
Para Pekerja   : iya Pak!
P. Roji             : memang seenakya saja orang ini…
P. Rois             : kita demo aja Pak!
Para pekerja   : Betul!
P. Har             : tenang…jangan gegabah

Dari arah kantor Mandor keluar memanggil P. Roji
Mandor         : P. Roji sini !
P. Roji segera berlari ke kantor Mandor

SCENE 22.
INT.  siang bolong. Di Kantor Penambangan
Adegan         : Mandor marah-marah kepada P. Roji
Pemain           :                                   P.Roj
                           Mandor
Property        : Radio kecil, beberapa lembar kertas

Mandor         : (marah) apa maksud bapak tadi? Bapak sudah tidak betah lagi kerja disini ya!
P. Roji             : Bukan begitu… saya hanya…
Mandor         : (memotong pembicaraan P. Roji) saya tahu bapak butuh uang untuk menguliahkan anak bapak jadi jagan macam-macam sama saya… sudah pergi sana!

P. Roji dengan raut kecewa meninggalkan Mandor
Mandor         : Oh ya !
P. Roji kembali berpaling kepada Mandor
Mandor         : suruh mereka kembali bekerja!
P. Roji             : ya pak!
P. Roji keluar Kantor kembali menghampiri teman-temannya

SCENE 23.
EXT.  siang bolong. Ditambang batu kapur
Adegan         : P. Roj menghampiri Para Pekerja yang sedang berkumpul
Pemain           :                                   P.Roj
                          P. Hari
                          P. Rois
                          3 orang pekerja tambang
Property        : alat2 tambang kapur

P. Rois             : (penasaran) ada apa pak?
P. Roji             : sudah tidak ada apa-apa ayo kembali kerja …
Dengan langkah malas pekerja tambang kembali ke pekerjaan mereka masing-masing

SCENE 24.
INT.  malam. Didalam rumah gilang, ruang depan dan ruang tengah.
Adegan         : P.Roji yang lagi santai nonton Tv Datanglah si Gilang
Pemain           : Gilang
                          P.Roji
                          B.Mina                      
Property        : TV 14”, Meja, Kursi, Segelas kopi, sepiring makanan dgn lauk pauk

P. Roji             : (sedang asyik dan serius menonton TV)
B.Mina           : (datang menghampiri P.Roji dengan membawa secangkir kopi panas, dan menaruhnya di meja deket P.Roji) Kopine pak….
P.Roji              : (tetap nonton dan hanya merespon dengan dengungan) Hem…
B.Mina           : Gilang kok belum pulang ya pak!……
P.Roji              :(tetap dalam posisi nonton serius) Gak usah khawatir bocah lanang ae kok
Gilang           : (membuka pintu,datang dan masuk kedalam rumah) Assalammualaikum….
P.Roji+B. Mina :       Waalaikum salam…
B.Mina           : Panjag umurnya anak ini baru dibicarakan sudah datang… sudah ambil makan sana

Gilang pun masuk ke dalam menaruh tas dan bukunya
B.Mina           : Bagaimana tadi di tambang Pak?
P. Roji             : ruwet bu!
B.Mina           ; ruwet piye to pak?
P. Roji             : yo Mandor gendeng iku… masak Mandor itu menyuruh kita bekerja lebih keras lagi memangnya selama ini kita kurang kerja keras apa!

Gilang kembali masuk dengan membawa sepiring nasi
Gilang           : ada apa lagi di tambang pak?
P. Roji             : ya begini ini nasib orang kecil lang! mau apa lagi?
B. Mina          : yo seng sabar pak!
P. Roji             : Makane le! Kamu bapak sekolahkan tinggi-tinggi supaya tidak kayak bapak! kamu harus jadi orang besar biar gak diperlakukan semena-mena oleh orang lain
B. Mina          : oh yo le! Kamu kapan lulus?
Gilang           : tinggal 3 bulan lagi bu! Ini tinggal 1 mata kuliah dan menyelesaikan skripsi
P. Roji             : wisudae bayar piro le?
Gilang           : paling sekitar 700 sampe 800 ribu pak? tapi masih dua bulan lagi kok pak!
P. Roji             : ya harus dipersiapkan dulu to le! Tapi ojo khawatir bapak akan melakukan apapun untuk kesuksesanmu! Kamu belajar saja yang tekun
Gilang           : ya pak…
B. Mina          : wes…wes… dilanjutkan makannya setelah itu sholat langsung istirahat
Gilang           : enggeh bu!
Gilangpun melanjutkan makannya sementara P. roji melanjutkan menonton tv

SCENE 25.
Int.  siang. Di Perpustakaan
Adegan        : Gilang membaca buku dan mencatat beberapa bacaan di perpustakaan
Pemain           : Gilang            
Property         : Buku, alat tulis

SCENE 26.
EXT.  siang bolong. Ditambang batu kapur
Adegan         : P. Roji tetap bekerja meskipun teman-temannya sudah istirahat
Pemain           :                                   P.Roj
                          P. Hari
                          P. Rois
                          Mandor
                          3 orang pekerja tambang
Property        : alat2 tambang kapur

P. Hari            : Pak Roji istirahat dulu!
P. Roji             : Sebentar lagi pak! nanggung
Sementara tak jauh dari P. Hari Mandor berbicara dengan salah satu pekerja
Mandor         : P. Roji…P. Roji kemaren menolak tambahan kerja sekarang malah gak laot-laot
P. Roji yang sedang bekerja kembali teringat perbincangannya dengan Gilang tadi malam di gendang telinganya masih ternging kata-kata Gilang (VO Gilang : Sekitar 700 sampe 800 ribu pak..) P. Roji pun meningkatkan klerjanya namun tiba-tiba sebongkah batu besar jatuh menimpanya

SCENE 27.
Int.  siang. Di Perpustakaan
Adegan        : Gilang menerima SMS kecelakaan P. Roji
Pemain           : Gilang, DIKI
Property         : Buku, alat tulis, HP
Gilang memilih-milih buku namun ia kaget ketika tanpa sengaja tanganya menyenggol buku besar sehingga jatuh ke lantai… setelah itu HP gilang berbunyi dengan tulisan SMS dari Gita (SMS : Cak pean dimana? Pean cepat pulang Pak Roji kecelakaan di tambang} seketika itu Gilang berlari keluar dari perpustakaan tanpa menghiraukn Diki yang berpapasan di depan perpustakaan
Diki                  : (menyapA )Lang….. woy… Gilang…..nyonong ae….kenapa anak itu?
Gilang terus berlari tanpa menghiraukan sapaan Diki

SCENE 28.
EXT.  siang. Di dalam bis
Adegan         : (terlihat Gilang yang cemas, geliasah, duduk dalam Bis)
Pemain           : Gilang            
Property        :Tas, bis

SCEN 29.
EXT.  siang. Di tempat kerja tambang batu kapur
Adegan         : suasana TKP di tambang, P. Roji yang sekarat, kepalah dan tubuhnya luka penuh darah, dikerumuni para pekerja yang panic, sementara pak Rais duduk di dekat P. roji mencoba memeriksa keadaan p. Roji. Mandor hanya berdiri menyaksikan dengan jarak diantara kerumunan dengan cemas, akirnya P. roji menghembuskan nafas terakhir
Pemain           : P.Roji
                          P. Hari
                          P.Rais
                          3 orang pekerja
                          mandor            
Property        :peralatan tambang kapur

P. Roji terkapar dengan luka di kepalanya sementara para pekerja tambang mendekati P. Roji tak begitu lama P. Roji menghembuskan nafas terakhirnya
P. Rais            : Innallahi wainnallahi roojiun….. (sambil mengusap muka P.Roji)
Para pekerja kaget dan merekapun berduka

SCENE 30.
EXT.  siang. Di pinggir jalan Raya
Adegan         : Gilang turun dari bis lansung lari menuju rumahnya  yang agak jauh jaraknya dengan tergesah2 dan panik
Pemain           : Gilang            
Property         : Tas
SCENE 31.
INT.  siang. Di depan rumah Gilang
Adegan         : suasana Rumah duka terlihat jelas, dari di dalam rumah. P.Roji yang terbungkus terbujur kaku. Di kelilingi para ibu2 pelayat yang mengaji, sementara B.Mina duduk lesuh takberdaya di samping mayat.
Pemain           : mayat
                          b. Mina
                          Gita
                          Desi
                          ibu2 pelayat
                          Para pekerja Tambang
                          Mandor            
Property        : tikar, surat yasin, bendera kematian, Keranda

Gita, Desi dan ibu-ibu pelayat membaca surat Yasin sementara Bapak-bapak, mandor dan para pekerja tambang tampak duduk@ di depan rumah. Dari kejauhan Gilang datang sambil berlari langsung memeluk jasad bapaknya menangis tersedu di jasad bapaknya, B. Mina menghampiri Gilang dan mengusap kepala Gilang.

SCENE 32.
EXT. Di teras depan rumah Gilang
Adegan         : Gilang meratapi kepergian P. Roji dan memikirkan masa depannya
Pemain           : Gilang
Property          : bangku panjang, Pahatan dari batu kapur, pisau pahat
V. Of Music
Sambil memahat batu kapur dan meneteskan air mata gilang mengenang kepergian bapaknya terlintas di bayangannya kebersamaannya dengan bapaknya… (Vo Gilang : Bapak!Gilang tidak akan berhenti…Gilang tidak akan menyerah…Gilang akan mewujudkan harapan bapak menjadi orang sukses…)
SCENE 33
EXT.  Malam di lokasi tambang kapur
Adegan         :Mandor dan Pemuka desa melakukan ritual setelah terjadinya kecelakaan
Pemain           : Pemuka desa, Mandor
Property        :Bunga tujuh rupa, arang dan kemenyan, Obor

Mandor membawa obor di tangan kiri dan bunga di tangan kanan mengikuti pemuka desa yang menaburkan bunga yang dipegang mandor pada dinding-dinding gunung kapur dengan tempat arang dan kemenyan di tangan kanannya sambil mulutnya komat-kamit membaca mantera

SCENE 34.
INT.  siang. Di kantor penambangan kapur
Adegan         : Gilang melamar untuk menjadi pekerja tambang kapur
Pemain           : Gilang
                          Mandor
                          P. Hari
Property        :meja, kursi, beberapa arsip

Mandor         : (mempersilahkan gialng masuk) Silakan duduk…
Gilang           : terima kasih (duduk)
Mandor         : eh…. Ada apa ya dik……..
Gilang           :e…… (ragu2 untuk ngomong)
Mandor         : oh, ya… Saya sangat menyesal atas kejadian yang menimpah bapak kamu itu..
                        Saya turut berduka.
Gilang           : terimakasih pak,.. e… maksud kedatangan saya kemarin… ( ragu2)
                        begini pak.., saya dan ibu saya butuh biaya….
Mandor         : (memotong pembicaran gilang) e.. begini dik..
Gilang           ; (kembali memotong pembicaraan mandor) Maaf pak, saya mau melamar kerja di sini (to the poin)
Mandor         : oh.., jadi maksud adik kesini untuk melamar kerja (terlihat legah)
Gilang           : (manggut penuh harap)
Mandor         : ya sudah…kamu boleh bekerja di sini kapan saja.
Gilang           : tapi pak…
Mandor         : ya.. ( muncul keangkuhannya)
Gilang           : tapi saya tidak bisa masuk kerja setiap hari pak…Saya masih harus masuk kuliah,
                        hari senin dan jumat saya ijin untuk tidak masuk kerja…


Free Template Blogger Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
Digg it StumbleUpon del.icio.us